Selasa, 9 Desember 2025, halaman SMP Negeri 2 Karangjambu tampak berbeda dari biasanya. Selepas salat Magrib, para siswa berkumpul dengan wajah penuh antusias. Tas punggung tersandang rapi, tawa dan canda terdengar bersahut-sahutan. Malam itu, sebuah perjalanan belajar yang berkesan resmi dimulai: Outing Class menuju Yogyakarta.
Dengan menggunakan empat truk, rombongan meninggalkan sekolah menuju Terminal Belik. Di sanalah para siswa berpindah kendaraan dan melanjutkan perjalanan menggunakan bus. Tepat sekitar pukul 09.00 WIB, bus bergerak membawa rombongan menembus gelap malam. Sepanjang perjalanan, suasana penuh keceriaan terasa begitu kuat. Lagu-lagu dinyanyikan bersama, cerita dibagikan, dan rasa lelah seolah sirna.
Bus melaju menyusuri jalur bersejarah Jalan Daendels, melewati wilayah Banyumas, Kebumen, Purworejo, Kulon Progo, hingga akhirnya memasuki Yogyakarta. Perjalanan panjang tersebut menjadi bagian dari pengalaman belajar yang tak terlupakan, mempererat kebersamaan antara siswa dan guru.
Sekitar pukul 02.00 dini hari, rombongan tiba di tujuan pertama. Dalam suasana malam yang tenang dan khidmat, para siswa melaksanakan ziarah di makam wali Allah sekaligus pendiri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, K.H. Munawwir bin Abdullah. Kegiatan ini menjadi momen refleksi dan pembelajaran spiritual, mengenang jasa ulama besar dalam penyebaran ilmu Al-Qur’an.
Menjelang pagi, rombongan melanjutkan perjalanan ke Masjid Jogokariyan untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Masjid yang dikenal sebagai masjid percontohan nasional ini memberikan kesan mendalam bagi para siswa, baik dari sisi ibadah maupun pengelolaan masjid yang ramah jamaah.
Saat matahari mulai terbit, perjalanan berlanjut ke Pantai Parangtritis. Debur ombak dan hamparan pasir menyambut rombongan dengan hangat. Di pantai ini, siswa menikmati waktu bermain air dan merasakan keindahan alam, sebelum mengisi energi dengan sarapan pagi bersama.
Pukul 09.00 hingga 11.30 WIB, kegiatan pembelajaran berlanjut di Candi Prambanan. Di hadapan candi megah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, para siswa belajar sejarah, arsitektur, dan nilai budaya secara langsung. Pengamatan relief dan penjelasan pemandu membuat pembelajaran terasa hidup dan nyata.
Pada pukul 15.00 WIB, rombongan mengunjungi Museum Sonobudoyo, setelah sebelumnya singgah di pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Di museum ini, siswa diajak menelusuri jejak peradaban Jawa melalui berbagai koleksi budaya dan sejarah yang kaya makna.
Menjelang malam, kegiatan ditutup di tempat paling ikonik di Yogyakarta, Malioboro. Di sepanjang kawasan ini, siswa mengamati denyut kehidupan kota: pedagang, seniman jalanan, dan wisatawan yang datang dari berbagai daerah. Hingga sekitar pukul 21.00 WIB, Malioboro menjadi ruang belajar terbuka yang penuh warna.
Perjalanan pulang dimulai malam itu juga. Meski lelah, wajah-wajah puas tampak jelas di dalam bus. Tepat pukul 03.00 dini hari, Kamis, rombongan tiba kembali di SMP Negeri 2 Karangjambu dengan selamat.
Outing class ini bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan perjalanan ilmu, iman, dan kebersamaan. Pengalaman belajar langsung di lapangan menjadi kenangan berharga yang akan terus hidup dalam ingatan para siswa.




.jpeg)

.jpeg)











.jpeg)
